Home / Unik Bali

Selasa, 28 November 2023 - 07:28 WIB

Lomba Makepung Lampit, Ajang Menjaga Warisan Budaya

Lomba Makepung Lampit yang digelar pada Minggu (26/11/2023) di Sirkuit Makepung Lampit Subak Tegalwani, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana.

Lomba Makepung Lampit yang digelar pada Minggu (26/11/2023) di Sirkuit Makepung Lampit Subak Tegalwani, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana.

JEMBRANA – Lomba Makepung Lampit sebagai salah satu warisan budaya di Kabupaten Jembrana kembali digelar pada Minggu (26/11/2023) di Sirkuit Makepung Lampit Subak Tegalwani Pangkung Jajung Cibunguran, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Ajang makepung di atas lumpur ini sukses menyedot ribuan penonton yang hadir. Berbeda dengan makepung yang telah dikenal sebelumnya dengan sirkuit di jalur lintasan padat, atraksi makepung lampit menggunakan sirkuit di lahan sawah berlumpur.

Menariknya, selain menyaksikan perlombaan makepung lampit, Wakil Bupati Jembrana IGN Patriana Krisna (Ipat) juga ikut berpartisipasi sebagai joki menjajal sirkuit sepanjang 50 meter tersebut.

Baca Juga :  Revitalisasi Pasar Umum Negara Dimulai, Bupati Jembrana Target Rampung Juli 2024

Usai menyaksikan perlombaan Makepung Lampit Cup, Wabup Ipat menyampaikan, adanya Makepung Lampit ini juga untuk memperkenalkan budaya Jembrana di kancah internasional.

“Kalau Makepung darat itu kan sudah diakui memang, nah ini sekarang Makepung Lampit di sawah juga harus dilestarikan,” ungkapnya.

Ipat menambahkan, kegiatan makepung ini adalah bagian dari atraksi budaya yang ada di Kabupaten Jembrana. “Makepung Lampit ini merupakan bagian dari warisan budaya leluhur kita, agar selalu dijaga, jangan sampai hilang,” ujarnya.

Baca Juga :  Pasamuhan Agung Basa Bali VIII Hasilkan 26 Butir Rekomendasi

Sementara itu, Koordinator Makepung, I Made Mara, mengatakan pelaksanaan Makepung Lampit Cup diikuti sebanyak 40 orang peserta.

Mengenai aturan perlombaan, dalam lintasan sepanjang kurang lebih 50 meter ini ada tiga bendera berjejer di sepanjang lintasan dengan jarak bendera pertama 10 meter, bendera ke dua 20 meter, dan bendera ke tiga 20 meter.

“Bendera pertama itu untuk start, bendera kedua itu untuk batas joki nakepung duduk di atas lampit, sementara bendera ketiga untuk finish,” jelasnya. (dbc)

Share :

Baca Juga

Dari Desa

Penglingsir Puri Agung Mengwi Kukuhkan Penglingsir Puri Agung Jembrana

Unik Bali

IB Agastia dan Gede Sura Terima Bali Kerthi Nugraha Mahottama

Edukasi

Laut Itu Suci! Jangan Dikotori

Edukasi

Mungkinkah Penyederhanaan Ngaben di Jakarta?

Unik Bali

Enam Sulinggih “Muput” Tawur Agung Kesanga di Kota Denpasar

Unik Bali

Ngaben Massal di Banjar Kaliakah, per “Sawa” Kena Biayar Rp 2,5 Juta

Komunitas

Tangkal Joged Jaruh, Paiketan Seniman Tabanan Komit Jaga Etika Tari Joged Bumbung

Unik Bali

“Gugon Tuwon” Wuku Dungulan, Pahami Galungan Bersifat “Loka Dresta”