Home / Komunitas / Unik Bali

Sabtu, 22 April 2023 - 15:28 WIB

Ida Dukuh Celagi: Bhaerawa Ajaran Cinta Kasih, Lakukan Pelayanan dengan Penuh Bakti

Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirthi (ist)

Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirthi (ist)

KLUNGKUNG – Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirthi selaku Pembina Yayasan Padukuhan Sri Chandra Bhaerawa (PSCB) menyampaikan, selama ini sebagian orang masih berpandangan negatif tentang Bhaerawa. Padahal Bhaerawa adalah ajaran cinta kasih sebuah warisan leluhur Nusantara.

“Kalau orang belum paham, selalu akan mengatakan Bhaerawa itu jahat. Padahal kami di Bhaerawa diajarkan bagaimana, pertama membela negara. Betul-betul murni dididik dan diajar oleh guru, cuma banyak gurunya yang merahasiakan diri. Kemudian, bagaimana kita mengembangkan cinta kasih,” ujar Ida Dukuh Celagi.

Hal itu disampaikan oleh Ida Dukuh Celagi saat dharma tula di sela-sela pelaksanaan pujawali dan pawintenan bersama di bertepatan dengan Tilem Kedasa, Kamis (20/4/2023) di Pasraman Sri Taman Ksetra, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Mulai dari Mencintai Tubuh

Lebih lanjut dijelaskan, dari berbagai lontar yang dipelajari dalam Bhaerawa mengajarkan untuk mencintai tubuh kita sendiri. Bahwa tubuh adalah sebuah pelinggih atau tempat suci. Selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan cinta kasih itu menjadi cinta kasih yang universal. Ida Dukuh Celagi melalui Yayasan PSBC pun berkeinginan untuk mengembangkan ajaran Bhaerawa agar semakin dikenal dan dipahami oleh masyarakat luas.

“Kalau kita sudah bisa mencintai dan menghormati tubuh kita, carilah Tuhan yang ada di dalam diri kita. Hal itu tersirat di dalam Lontar Chandra Bhaerawa yang mengisahkan pertempuran antara Pandawa dengan Chandra Bhaerawa. Jadi, pada intinya adalah bagaimana mengembangkan cinta kasih itu menjadi cinta kasih yang universal,” kata Ida Dukuh Celagi.

Ida Dukuh Celagi memaparkan bahwa ajaran Bhaerawa adalah upaya mencari Tuhan dengan konsep bakti, bukan dengan konsep sakti. Pada saat bakti itu berbuat, seseorang akan menjadi sakti. Ida Dukuh mencontohkan, bagi seorang pemangku, kalau sudah melayani umat dengan baik, pahala itu pasti datang tanpa perlu diminta. Oleh karena itu, Ida Dukuh berpesan agar jangan takut melakukan pelayanan.

Baca Juga :  Festival Wayang Dunia 2023 Diikuti Peserta dari Indonesia, China, dan Italia

Dalam kesempatan itu, Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirthi juga menjelaskan tentang atribut-atribut yang ada di Pasraman Sri Taman Ksetra. Di pasraman ini ada banyak arca dengan wujud seram, namun hal itu bukan berarti memuja seram. Menurut Ida Dukuh, pelinggih-pelinggih yang diwujudkan dengan arca-arca yang seram itu sebagai simbol bahwa seseorang harus melampaui ketakutan dirinya sendiri. Seorang penekun Bhaerawa melatih diri untuk melampaui ketakutan untuk berbuat baik dengan jalan bakti.

Upacara pawintenan bersama yang dirangkaikan pujawali di Pasraman Sri Taman Ksetra, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Kamis (20/4/2023).

Apresiasi dari Kemenag Bali

Acara dharma tula dan pawintenan bersama itu juga dihadiri oleh I Wayan Santa Adnyana selaku Kabid Urusan Agama Hindu Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bali yang mewakili Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali. Menurut dia, Kemenag sangat mendukung upaya-upaya dari para tokoh masyarakat yang senantiasa memperhatikan adat budaya dan menjalankan ajaran agama. Salah satunya Yayasan PSCB ini yang sudah sempat beraudiensi ke Kanwil Kemenag Bali beberapa waktu yang lalu.

Menurut Santa Adnyana, perkembangan umat Hindu ke depan, semakin maju dan orang-orang mencari jati diri. Hindu merupakan suatu agama yang bagaikan mutiara yang masih terpendam, yang banyak sekali menyimpan ajaran yang luar biasa. “Tentu masih banyak yang perlu digali. Salah satunya ajaran Bhaerawa ini. Seperti yang dijelaskan oleh Ida Dukuh, apa itu ajaran Bhaerawa,” ujarnya.

Dia mengharapkan ke depan semakin banyak wadah organisasi keumatan. Karena pemerintah tidak bisa menjangkau semua umat beragama. Lembaga agama dan keagamaan seperti yayasan inilah yang menjadi mitra kerja dari Kemenag dalam membangun dharma agama dan dharma negara. “Ke depan agar umat semakin banyak mendapat bimbingan kerohanian sehingga generasi muda tidak salah arah, terlebih di zaman globalisasi sekarang ini,” katanya.

Baca Juga :  Pekerja Migran Purna Diharapkan Berwirausaha

Program Upacara Bersama

Ketua Yayasan PSCB, Jro Mangku Ketut Suryadi, didampingi Ketua Pasraman Sri Taman Ksetra, Jro Mangku Restu Celagi, menyampaikan pawintenan kali ini, tercatat peserta lebih dari 200 orang. Para peserta tersebut mengikuti pawintenan Saraswati, Dasaguna, Ganapati, dan Bhaerawa. Pelaksanaan upacara itu dipimpin oleh Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirthi dan Ida Mpu Istri Pramodha Wardhani.

Jro Mangku Suryadi mengatakan, program yayasan selama ini bergerak dalam kegiatan sosial keagamaan. Selain beberapa kali menggelar pawintenan bersama, pihaknya pernah menyelenggarakan memukur dan metatah bersama. Selain itu, ada kegiatan pembinaan umat di Jawa Timur yakni Banyuwangi dan Bromo Tengger, serta di Lemah Wangi, Jawa Tengah.

Pembinaan Kerohanian di Lapas

Saat ini, Yayasan PSBC juga mengembangkan kegiatan pembinaan kerohanian bagi para narapidana di lembaga pemasyarakatan (lapas). Melalui kegiatan itu, pihak yayasan memfasilitasi Ida Dukuh Celagi untuk memberikan sebuah pemahaman dan berbagi pengalamannya sebagai seorang manusia sampai menjadi sulinggih.

Program tersebut sudah terlaksana di Lapas Gianyar. Rencana selanjutnya di Lapas Tabanan, lalu menyusul di Kerobokan dan Singaraja. “Ini kami lakukan karena umat sangat membutuhkan sekali pencerahan untuk penyadaran bahwa lapas itu sebagai sekolah terakhir, (agar perilaku buruk yang dilakukan) jangan sampai terulang lagi,” ucapnya.

Selain itu, Yayasan PSCB melaksanakan pembinaan kepemangkuan di desa adat. Jro Mangku Suryadi mengatakan, pembinaan tersebut sesuai dengan sastra, tanpa mengubah pakem dresta di desa adat masing-masing. Kegiatan ini sudah terlaksana di Desa adat Sudaji, Buleleng. “Yayasan memfasilitasi Ida Pandita Dukuh Celagi turun ke masyarakat memberikan pencerahan ke para pemangku dan prajuru di desa adat, bagaimana sikap sebagai seorang pelayan umat,” imbuhnya. (dbc)

Share :

Baca Juga

Unik Bali

Puncak Pelebon Ida Rsi Bhujangga Griya Yadnya Sari Ubung

Komunitas

Peringatan Satu Tahun Penerbangan Kembali, Awak Kabin Jetstar Bersih-bersih di Pantai Kelan

Edukasi

Pertunjukan Teater “Kidung Rasmi Sancaya” Sanggar Mahasaba FIB Unud

Dari Desa

Karya Atma Wedana Maligia Punggel di Kesiman Upacarai 398 Sekah

Unik Bali

Ada Tiga Kelompok “Rerainan”, Berikut Penjelasannya!

Dari Desa

Yowana Desa Adat Sangket Usung Ogoh-ogoh “Nandisuara”

Dari Desa

Di Desa Sangket Ada Tiga Pelinggih Mobil, Berikut Ini Kisahnya Mistisnya

Peristiwa

Empat Seniman Terima Penghargaan Dharma Kusuma dari Gubernur Bali